Rabu, 25 September 2019

Pentingnya Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Menumbuhkan Budaya Literasi pada Era Digital


sumber: blue.kumparan.com
            Perkembangan pendidikan di Indonesia sudah berkembang pesat. Hal ini dapat kita ketahui  dari pendidikan wajib belajar 9 tahun menuju pendidikan wajib belajar 12 tahun. Bahkan perkembangan pendidikan taman kanak-kanak sudah mulai banyak berkembang di daerah-daerah dan diikuti juga dengan perkembangan pendidikan anak usia dini.
            Sayangnya, dibalik terus berkembangnya pendidikan di Indonesia, justru berbanding terbalik dengan perkembangan budaya literasi. Semakin cepat berjalannya waktu, budaya literasi pun semakin menurun. Hal ini dapat kita lihat berdasarkan studi “Most Littered Nation In the World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke 60 dari 61 negara soal minat membaca (Gewati. 2016)
sumber: www.riri.id
            Hasil studi tersebut telah menunjukkan bahwa Indonesia memiliki minat membaca sangatlah rendah. Hal ini disebabkan karena rata-rata orang Indonesia hanya membaca buku 3-4 kali per minggu, dengan durasi waktu membaca per hari rata-rata 30-59 menit (Puan dalam Nadlir 2018)
            Apalagi perkembangan teknologi di era digital semakin pesat dan membuat masyarakat jauh lebih minat menggunakan gadget daripada membaca buku. Bahkan, minat menggunakan gadget tidak hanya terjadi di masyarakat (orang dewasa) saja namun juga terjadi pada anak usia dini. Anak-anak yang berusia 3 tahun pun bahkan sudah mahir mengoperasikan gadget dengan mengotak-atik aplikasi youtube dan bermain game. Hal ini membuat minat membaca di Indonesia semakin menurun.
sumber: pendidikan.id
            Perkembangan teknologi menjadi tantangan tersendiri bagi keluarga dan masyarakat dalam mendidik anak. Salah satunya bisa menghambat pertumbuhan literasi dan bahkan bisa membuat anak lebih minat bermain dengan gadget daripada bermain dengan teman sebayanya apalagi menumbuhkan budaya literasi pada anak.
            Hal inilah yang menjadi PR besar bagi keluarga dan masyarakat dalam menumbuhkan budaya literasi pada anak. Lalu, bagaimana solusi yang bisa diberikan pada keluarga dan masyarakat untuk menumbuhkan budaya literasi pada anak?
            Keluarga menjadi pembelajaran pertama bagi anak, mulai dari lahir sampai tumbuh kembang anak. Jadi, peran keluarga sangatlah penting dalam menumbuhkan budaya literasi pada anak, karena dalam keluarga, suami ibarat kepala sekolah dan ibu ibarat guru dalam pembelajaran anak. Dan setiap sekolah pasti ada kurikulum yang diberikan, begitu juga yang harus dilakukan dalam keluarga agar membuat kurikulum pembelajaran pada anak, salah satunya mengembangkan kurikulum dalam keluarga dengan menumbuhkan literasi pada anak. Lalu, bagaimana usaha keluarga dalam menumbuhkan budaya literasi pada anak?
sumber: satelitpost.com
Salah satu usaha yang harus dilakukan untuk menumbuhkan budaya literasi yaitu sering mengajak anak ke perpustakaan umum atau membelikan buku yang menarik untuk anak, dan tidak lupa selalu mendampingi dan mengajari anak agar selalu hobi membaca dan budaya literasi menjadi selalu tertanam pada anak usia dini. Tidak hanya itu, peran keluarga dalam menumbuhkan literasi juga bisa diusahakan dengan membuat perpustakaan pribadi yang nyaman dan bisa menyajikan berbagai macam buku bergambar dan menarik untuk anak.
            Tapi tidak hanya keluarga saja yang berperan penting dalam menumbuhkan budaya literasi, namun masyarakat juga berperan penting dalam menumbuhkan budaya literasi. Lalu, bagaimana peran kita sebagai masyarakat dalam menumbuhkan budaya literasi? Salah satu usaha yang dapat kita lakukan yaitu membuat taman baca untuk umum.
Salah satunya kita bisa belajar dari usaha masyarakat dan pemuda di Desa Mojoduwur, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur dalam mendirikan 2 dari 7 pos kamling yang disulap menjadi taman baca. Salah satunya ada di lingkungan RT02 RW03, Dusun Mojoduwur Utara, Desa Mojoduwur. Pos kamling yang disulap menjadi area bermain dan membaca disebut sebagai Pos Sudut Baca. (Syafii. 2019)
sumber: asset.kompas.com
Keluarga dan masyarakat berperan penting dalam menumbuhkan budaya literasi. Ketika keluarga dan masyarakat kompak dalam menumbuhkan budaya literasi, maka di era digital ini anak-anak bisa mengurangi penggunaan gadget dengan mengalihkan perhatiannya pada buku.
#SahabatKeluarga
#LiterasiKeluarga



Daftar Rujukan:
Gewati. 2016. Minat Baca Indonesia Ada di Urutan ke 60 Dunia (online). (https://edukasi.kompas.com/read/2016/08/29/07175131/minat.baca.indonesia.ada.di.urutan.ke-60.dunia?page=all). Diakses 24 September 2019
Nadlir. 2018. Per Hari, Rata-rata Orang Indonesia Hanya Baca Buku Kurang dari Sejam. (online). (https://nasional.kompas.com/read/2018/03/26/14432641/per-hari-rata-rata-orang-indonesia-hanya-baca-buku-kurang-dari-sejam). Diakses 24 September 2019
Syafii. 2019. Kisah Pemuda Desa di Jombang, Sulap Pos Kamling Menjadi Taman Baca. (online) (https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/regional/read/2019/07/25/10282441/kisah-pemuda-desa-di-jombang-sulap-pos-kamling-menjadi-taman-baca). Diakses 25 September 2019


Daftar Rujukan Gambar:
blue.kumparan.com
www.riri.id
pendidikan.id
satelitpost.com
asset.kompas.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Papua, Destinasi Wisata yang Menjadi Tempat Idaman dan Masih dalam List Impian!

         pesona.travel     Papua, terkenal dengan hutan alami yang masih belum banyak terjamah tangan manusia seperti pulau-pulau ...