TAK USAH GALAU
Galau adalah kata yang membuat para remaja menjadi
ketakutan dalam mengucapkannya. Bagaikan kata yang selalu menghantui
kehidupannya, karena bagi remaja, galau sama dengan ngenes. Dan sebagian besar
ngenes disangkutpautkan dengan jomblo. Tega sekali para remaja menyebutkan
bahwa jomblo berarti ngenes dan galau terus.
Jomblo bukanlah alasan bagi remaja untuk galau. Kadang,
banyak dari remaja lebih sering galau karena mereka berpacaran. Bagaimana tidak
galau? Setiap menit selalu laporan. Setiap melakukan aktivitas selalu laporan
dengan sang pacar. Setiap ngobrol dengan teman harus laporan. Bagaimana tidak
galau kalau terus begitu? Setiap kegiatan selalu dipertanyakan, padahal sikap
orang tua kepada anaknya tidak begitu over protective dalam segala aktivitas
anaknya. Orang tua biasanya hanya menanyakan sewajarnya.
Masihkah beralasan bahwa jomblo selalu bikin galau? Ah,
jomblo tidak juga harus galau. Bagi para jomblo, kita harus menjadi jones.
Jones bukan berarti jomblo ngenes, tapi jomblo happiness. :)
Kenapa disebut dengan jomblo happiness? Karena jomblo tidak selalu galau.
Jomblo itu bahagia, karena bahagia ketika setiap aktivitas kita tidak selalu
laporan pada orang lain. Ini hidup kita, bukan hidup orang lain yang belum
tentu menjadi jodoh kita.
Kadang, kita sering melihat bahwa orang berpacaran selalu
bahagia, karena setiap kegiatan selalu ditemani oleh orang yang disayanginya.
Sepertinya, begitu lengkap sekali kehidupannya, kemana-mana ditemani pacar yang
selalu setia, padahal apa? Pacar belum tentu akan menjadi seseorang yang menemani
kita nanti. Pacar belum tentu jodoh kita, maka pacaran bukanlah jalan untuk
masa penjajakan.
Bukankah kita
sudah mengetahui bahwa jodoh itu sudah menjadi rahasia Allah SWT, tapi mengapa
kita masih saja melakukan hubungan yang terlarang? Bukankah kita sudah
mengetahui bahwa pacaran merupakan perzinaan? Tapi mengapa masih saja menjadi
alasan untuk masa penjajakan? Bukankah pacaran merupakan hal yang menjadikan
kondisi menjadi lebih buruk? Mengapa? Karena setiap pertemuan dengan pacar,
maka kita berlomba-lomba memperbaiki penampilan agar menjadi lebih sempurna di
pandangan sang pacar.
Padahal,
bukankah ketika kita berlomba-lomba untuk memperbaiki penampilan akan menjadi
lebih buruk? Mengapa? Karena semua yang dilakukan untuk menutupi kekurangannya
dengan polesan penampilannya.
Pacaran adalah hal yang sangat dilarang, karena kita
sudah mengetahui bahwa pacaran merupakan perzinaan yang dosanya cukuplah besar.
Bukankah Allah SWT telah bersabda dalam
QS. Al-Israa’ (17) ayat 32:
Dan janganlah
kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan
suatu jalan yang buruk.
Dengan firman Allah SWT pada QS. Al-Israa’ (17) ayat
32 tersebut, seharusnya kita sudah mengetahui bahwa pacaran termasuk suatu
ikatan yang dapat menimbulkan dosa, karena pacaran adalah suatu hubungan tanpa
ikatan yang halal dan merupakan hal perzinahan.
Pacaran, bukanlah masa penjajakan, maka apa yang
harus dibanggakan? Pacaran hanya bisa menambah dosa bagi diri kita. Pacaran
tidak akan membuat diri kita bahagia, karena hanya akan menimbulkan dosa saja.
Pacaran juga bisa memberikan dampak bagi diri kita, karena waktu yang ada akan
menjadi sia-sia karena pacaran. Bayangkan saja, setiap hari, jam, menit, bahkan
detik, semua aktivitas kita laporkan pada pacar. Bukankah Allah SWT telah
memberikan kita kesempatan waktu agar kita bisa berubah menjadi pribadi lebih
baik lagi dari sebelumnya? Tapi mengapa kita malah menyia-nyiakan waktu yang
telah diberikan?
Kita harus tau, bahwa pacaran itu perbuatan dosa,
jadi apakah masih ingin melanjutkan untuk pacaran? Apakah masih bangga untuk
memamerkan pacar? Apakah masih tidak takut dosa karena pacaran? Apakah tidak
malu selalu bersama dengan seseorang yang belum tentu nanti jodohnya? Sudahlah,
waktu kita sangat berharga, maka jangan buang-buang waktu untuk hal-hal yang
hanya bisa menambah saldo rekening dosa, yang hanya bisa membuat pikiran kita
menjadi lelah, dan hanya bisa membuat hati kita sering merasakan sakit hati
karena cinta.
Tak usah galau bila masih sendiri, karena kita tidak
hidup sendiri. Bukankah kebahagiaan bisa datang kapan saja dan dimana saja? Mengapa
masih galau juga? Pacar bukanlah sumber utama kebahagiaan bagi kehidupan,
karena kita juga bisa hidup jika tanpa pacar. Jika memang cinta, maka pacaran
bukanlah jalannya. Masih ada jalan lain untuk mengungkapkan cinta, seperti
halnya akad nikah. Karena akad nikah bisa memberikan kehidupan kita lebih
bahagia. Mengapa? Karena hubungan yang terjalin sudah halal dan tidak ada dosa
yang mengelilinginya. Jika kita yakin bahwa jodoh itu akan datang, mengapa
masih mengharapkan status pacaran? Bukankah dengan pacaran itu tandanya kita
tidak percaya bahwa jodoh sudah menjadi ketentuan?
Sudahlah, tak usah galau. Kalaupun dia yang namanya
selalu kita sebut dalam doa tidak datang juga, maka yakinlah bahwa Allah SWT
akan menggantikan seseorang yang nama kita selalu disebut dalam doanya, doa
pendamping hidup kita kelak. Tak perlu galau, lebih baik perbaiki diri, lebih
mendekatkan diri pada Sang Illahi. Insya Allah akan ada seseorang yang datang
untuk meminang diri ini. Galau sudah bukanlah solusi bagi yang masih sendiri,
karena nanti akan ada yang menghampiri dan meminang untuk menjalin hubungan
yang pasti.
Tak perlu galau, Hidup kita cuma sekali, maka
nikmati hidup ini dengan selalu memperbaiki diri. Dan percayalah bahwa nanti
kita akan mendapatkan seseorang yang baik sesuai dengan pribadi kita tanpa ada
masa pengenalan dengan cara pacaran, karena seseorang yang baik masa
perkenalannya tidak melalui pacaran, tapi melalui wali yang akan menjadi saksi
kehalalan. :)
Kalau
bahagia itu sederhana, mengapa mesti galau yang luar biasa? Kalau jomblo itu
bisa bahagia, mengapa masih memilih hubungan yang tidak halal? Bahagia itu,
puasa pacaran sampai nanti akad nikah. :) Setuju?
Oleh: Fidia Nur Wahyu Diana
Mohon koreksinya untuk teh www.ernawatililys.com
Kritik dan saran sangat diharapkan untuk
membangun tulisan menjadi lebih baik lagi. :)
Terima kasih. :)